Jakarta, IndoChannel.id – Tidak banyak yang mengetahui bagaimana proses pembuatan bendera Merah-Putih ukuran raksasa ( Giant Flag ) yang diterbangkan helikopter TNI AU di langit Istana Negara pada peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia.
Bendera Merah-Putih berukuran 20×30 Meter tersebut, dibuat oleh satuan jajaran Komando Pemeliharaan Materiil TNI Angkatan Udara (Koharmatau), tepatnya oleh personel Depohar 70 yang bermarkas di Lanud Sulaiman, Margahayu Bandung.
Pembuatan bendera dikerjakan oleh Satuan Pemeliharaan (Sathar) 72, sedangkan sling (kawat baja) oleh Sathar 71.
Kadis Rendalhar Depohar 70 Letkol Lek I Wayan Joni Nugraha mengatakan, Depohar 70 merupakan satuan di bawah Koharmatau yang salah satu tugasnya melaksanakan pemeliharaan tingkat berat parasut, yang biasa digunakan oleh peterjun Pasukan Gerak Cepat (Pasgat) TNI AU. Pembuatan bendera, merupakan kehormatan dan tugas yang istimewa bagi satuan Depo 70.
“Tugas ini merupakan kehormatan dan luar biasa bagi Depohar 70, yang biasanya menjahit parasut dengan ukuran yang tidak terlalu besar, kami tertantang membuat bendera dengan ukuran sangat besar,” ungkap Kadisrendalhar.
Dijelaskannya, proses diawali dengan pembuatan drawing/gambar teknik, pemesanan bahan (sejenis kain parasut impor dari luar negeri), pengukuran dan pemotongan bahan, proses penjahitan, dan pemeriksaan akhir.
Diperlukan waktu tiga bulan sejak datangnya bahan bendera sampai selesai proses penjahitan. Selanjutnya uji dinamis menggunakan helikopter yang dilaksanakan di Lanud Atang Sendjaja Bogor.
Kerja keras personel Depohar 70 membuahkan prestasi yang membanggakan. Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatat sebagai salah satu rekor bagi TNI AU, kategori Pengibar Bendera Terbesar Menggunakan Helikopter yang diterima oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo S.E., M.P.P., CSFA Senin (15/8/2022).
Pada peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaam RI Tahun 2022, karya personel Depohar 70 Koharmatau tersebut, kembali akan berkibar untuk kedua kalinya di langit istana negara melibatkan delapan pesawat helikopter gabungan. Kedelapan helikopter tersebut terdiri dari dua helikopter TNI AU (EC-725 Caracal dan NAS-332 Super Puma), dua helikopter AH-64 Apache TNI AD, dua helikopter AS-565 Mbe Panther TNI AL dan dua helikopter AW-169 Polri.