Jakarta, IndoChannel.id – Secara akademik, kami mengapresiasi hasil survey itu. Meskipun, ada banyak tanda tanya yang terselip. Namun, karena yang melakukan survey menyebut bahwa mereka sudah menggunakan metodologi yang baik, tentu kami tidak bisa persoalkan.
“Kami orang partai. Tidak punya waktu untuk menelusuri metodologi yang mereka pakai. Posisi kami, ya menerima hasil survey itu dengan sejumlah catatan kritis,” ujar Saleh Partaonan Daulay, Ketua Fraksi PAN DPR RI.
“Sejauh yang kami tahu, mereka juga tidak bisa menjelaskan mengapa hasil survey yang mereka lakukan selalu jauh berbeda dari perolehan PAN pada pemilu. Katanya, pakai metode yang sudah teruji. Tapi hasilnya tidak benar. Ini yang salah yang mana? Metodologinya atau apa?,” lanjutnya lagi.
Selain itu, menurutnya, PAN selama ini jarang sekali melakukan survey yang diekspos ke publik. Anehnya, hasil survey yang dibayar orang lain diumumkan ke publik. Nah, di survey itu PAN dipatok di angka yang sangat jauh dari hasil-hasil pemilu sebelumnya. Dan selalu begitu.
“Kalau ditanya, mengapa hasilnya jauh dari kenyataan. Jawabannya, hasil survey dinamis, ada margin error, ditentukan oleh undecided voters, dan tergantung kinerja caleg. Kalau begitu jawabannya, mengapa masih perlu ada survey? Hasilnya kan banyak yang melenceng?,” jelas Saleh Daulay.
“Namun demikian, sebagai organisasi politik, kami tetap akan menjadikan hasil survey itu sebagai referensi. Referensi untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kinerja seluruh anggota. Kami yakin bahwa kerja keras pasti tidak akan mengkhianati hasil,” tutup Saleh Daulay yang juga merupakan Ketua DPP PAN.