Bandung, IndoChannel.id – Tukang tato lakukan pemerasan dan penganiayaan kepada pelanggannya di kawasan Asia Afrika, Kota Bandung.
Insiden ini berawal dari korban Wulan (16) yang menggunakan jasa tato karena ditawari harga Rp 3 ribu, namun setelah selesai, korban malah dimintai bayaran sebesar Rp 1 juta. Merasa tak terima, korban pun menghubungi ayahnya untuk membantu menyelesaikan permasalahan itu.
Saat sang ayah datang untuk bernegosiasi dengan tukang tato, ayah korban malah dikeroyok 20 orang, hingga mengalami luka yang cukup parah.
Kini, Wulan dan ayahnya telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Regol, Kota Bandung.
Menanggapi hal itu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung mengakui kecolongan.
Kepala Satpol PP, Rasdian Setiadi menyebut pihaknya bakal segera mendirikan pos pengawasan di sekitar kawasan wisata tersebut.
“Kita juga coba kan sekarang baik posisinya baik kita floating maupun infanteri. Sekarang mungkin pada saat infanteri itu mungkin kecolongan pas ada kejadian itu karena kita tidak prediksi karena jumlah ribuan,” ujar Rasdian, Rabu (5/1/2022).
“Saya mau ada rencana ada pos di situ di pas daerah Asia Afrika mau belok menuju ke daerah Palaguna, bisa lihat ke Selatan, BRI Gedung Merdeka, sebelum digelar akan ditertibkan. Memang setiap ada itu sebelum digelar dibubarkan oleh kita antisipasi seperti itu,” jelas Rasdian.
Ia pun mengakui selama ini banyak penjual jasa di kawasan Asia Afrika yang kucing-kucingan hingga menyamar, saat petugas tengah melakukan patroli.
“Iya kalau dia lihat petugas sudah bergerak siap gelar, pas petutas datang dia pura-pura seperti pengunjung. Pihaknya juga selalu mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati,” bebernya.
Tak hanya kepada Wulan, seorang wisatawan yang berkunjung ke Alun-alun Kota Bandung pun mengeluhkan harga jasa tato temporer berukuran kecil yang kelewat mahal.
Dengan trik menawarkan jasa tato seharga Rp3.000 – Rp4.000. Tetapi, setelah tato selesai dibuat ternyata harga yang diberikan adalah Rp160 ribu.