Bandung, IndoChannel.id – Pemerintah Pusat mengirimkan 85 unit bus Trans Metro Pasundan melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk melayani warga di Bandung Raya.
Trans Metro Pasundan ini berukuran sedikit lebih kecil. Kapasitas bus mampu menampung 30 orang dengan komposisi 20 orang duduk dan 10 orang berdiri.
Sedangkan untuk rute yang diambil adalah lima koridor meliputi koridor pertama Leuwipanjang-Soreang, koridor dua Kota Baru Parahyangan-Alun Alun Bandung, koridor tiga Baleendah-BEC, koridor empat Leuwipanjang-Dago dan koridor lima Dipatiukur-Jatinangor via Tol.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan hadirnya modal transportasi baru ini menjadi salah satu solusi kemacetan dan meminimalisir polusi udara di wilayah Bandung Raya.
“Pemprov Jabar hadir sekarang bahagia dan permasalahan Bandung Raya terutama soal kemacetan, minimal ada solusi dimana lahirnya Trans Metro Pasundan dimana program ini adalah program pemerintah pusat yang dikhususkan warga Jawa Barat,” ucap Uu di Monumen Perjuangan Rakyat, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Senin (27/12/2021).
Uu mengajak masyarakat untuk menggunakan modal transportasi tersebut. Selain tarifnya terjangkau, banyaknya armada yang disiapkan dapat mempermudah masyarakat mengakses.
“Harapan kami masyarakat harus memanfaatkan bus ini. Jangan mentang-mentang punya motor dan mobil bensin ada sedikit-sedikit naik mobil pribadi, sedikit- sedikit naik motor, mohon ada kesadaran paradigma gunakan transportasi massal untuk kemaslahatan bersama,” tuturnya.
“Oleh karena itu harapan kami masyarakat memanfaatkan program ini, saya berharap program lain di beberapa kabupaten dan kota yang sudah dianggap layak untuk melaksanakan program seperti ini, Cirebon Karawang Bogor, Depok ataupun yang lain karena daerah tersebut sudah seperti itu kira laksanakan,” sambungnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan moda transportasi massal menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan di wilayah Bandung Raya.
“Sebuah kota modern, kota yang visioner dan sebuah kota semakin maju, indikatornya adalah angkutan umum massalnya semakin maju dan kemudian masyarakat dan kelompok menengah atasnya menggunakan itu semua. Pada prinsipnya angkutan massal ini adalah satu solusi bagi sebuah kota yang mereduksi kemacetan yang ada di kota,” kata Budi.
Budi menambahkan jika pemerintah juga akan menyiapkan anggaran guna penyiapan sarana dan prasarana ditambah infrastruktur untuk semakin mempermudah akses menggunakan moda transportasi massal ini.
“Saya katakan lagi ke depan kami punya yang dari bantuan bank dunia Rp 50 miliar untuk kota besar Indonesia, Bandung dan juga Makassar dan harapan kami kalau DED cepet selesai akhir tahun 2022 atau awal 2023 konstruksi mulai untuk siapkan sarana prasarana, shelter, sekaligus juga perbaiki infrastrukturnya. Jadi pedestrian mungkin akan disiapkan,” pungkasnya.