25.6 C
Jakarta
Selasa, 17 September 2024
BerandaNewsAkibat Pandemi Covid-19 : Anak Indonesia Kurang Gerak

Akibat Pandemi Covid-19 : Anak Indonesia Kurang Gerak

- Advertisement -

Jakarta, IndoChannel.id – Sudah setahun lebih sejak ditetapkannya pandemi Covid-19 di Indonesia, anak-anak harus melakukan aktivitas belajarnya secara online. Selain membuat para orangtua dihantui kecemasan karena kurang optimalnya masa pembelajaran, hal ini juga membuat pergerakan anak-anak berkurang.

Anak-anak yang dalam usianya ini seharusnya aktif dalam segala hal. Mulai dari belajar, berolahraga sampai bermain dengan teman seusianya.

- Advertisement -

Namun, keadaan itu sungguh berubah sangat drastis. Kini, anak-anak hanya bisa belajar di depan laptop atau handphone nya. Ia tidak bisa bermain bersama teman seusianya dan akhirnya tergantikan dengan bermain game.

Menurut studi yang diterbitkan di jurnal ‘National Center for Biotechnology Information’, sebanyak 33,8 persen anak Indonesia memiliki kecenderungan “sedentary lifestyle” atau pola hidup tidak aktif alias kurang gerak selama pandemi covid-19.

“Kebiasaan ini misalnya dengan berdiam diri, jarang berolahraga, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat secara berlebihan,” terang laporan resmi studi tersebut yang dikutip dari okezone.com.

Jika kebiasaan malas gerak ini dibiarkan, dapat memengaruhi perilaku dan kesehatan si anak di masa depan. Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk terus mengajak anak tetap aktif dan membangun kebiasan sehat, termasuk memilih makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari.

Selama pandemi Covid-19, Anak Indonesia juga diketahui rendah sekali terpapar sinar matahari. Hal ini yang membuat banyak anak rentan mengalami defisiensi vitamin D3, padahal ini cukup penting dalam menjaga imunitas tubuh di kala pandemi.

“Selama masa pandemi, ada tiga masalah kesehatan yang kerap ditemui pada anak, khususnya di usia sekolah dasar, antara lain rendahnya paparan sinar matahari sehingga anak akan rentan defisiensi vitamin D3, kurang gerak sehingga berisiko kelebihan berat badan, dan konsumsi jajanan minim protein, vitamin, dan mineral,” papar ahli gizi Dokter Rita Ramayulis DCN MKes dalam pernyataan resminya, Senin (26/7).

Menurut dokter Rita kondisi ini sangat mengkhawatirkan, mengingat defisiensi protein dan vitamin D3 menjadi salah satu penyebab imunitas turun, sehingga anak menjadi mudah terpapar virus berbahaya, termasuk SARS-CoV2 penyebab covid-19.

Selanjutnya, dokter Rita menyarankan, ada baiknya anak-anak diberikan makanan dan minuman bergizi seimbang, lalu aktif bergerak, dan mendapat paparan sinar matahari yang cukup. Sebagai orangtua juga harus bijak dan cerdas memilih asupan tambahan atau jajanan kaya protein dan vitamin D.

“Asupan tambahan atau jajanan sehat ini menjadi solusi penting yang bisa dilakukan. Sebagai salah satu sumber asupan yang kaya akan protein dan sumber vitamin D, susu memberikan manfaat yang dibutuhkan tubuh anak untuk dapat bertahan di situasi pandemi seperti sekarang,” tambahnya.

Latest news

Related news

- Advertisement -