IndoChannel.id – Salah satu upaya untuk menjaga agar situasi keamanan dan ketertiban nasional tetap terjaga bahkan hingga ke lini daerah tampaknya menjadi perhatian penting bagi para aktivis mahasiswa dari kalangan cipayung. Pasalnya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pun melakukan dialog interaksi untuk memupuk rasa persatuan antar sesama.
Ketua DPD GMNI NTB, Al Mukmin menyampaikan, bahwa kegiatan dialog kebangsaan ini digelar berdasarkan atas beberapa kejadian yang sempat terjadi di NTB, yakni terkait dengan kerukunan umat beragama, sehingga dipandang penting untuk melakukan acara ini agar kerukunan beragama di NTB tidak terganggu dan tidak memecah belah kerukunan beragama.
“Contoh salah satu diantaranya adalah postingan salah seorang oknum umat Hindu di media sosial yang membuat warga Muslim merasa tersinggung,” kata Al Mukmin dalam dialog kebangsaan bertemakan “Merawat Kerukunan Antar Umat Beragama di Nusa Tenggara Barat” yang digelar di Cafe Bawah Pohon, Ampenan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (25/5/2021).
Kemudian, Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kota Mataram, Prandy A.L Fanggy mengamini semangat yang digalang oleh GMNI NTB, bahwa tidak ada satu agama manapun termasuk di Kristen mengajarkan kebencian dan saling memusuhi antar sesama manusia.
“Semua agama sepakat tidak ada yang namanya saling benci dan bermusuhan. Artinya umat Nasrani senafas menjaga kerukunan antar umat beragama dan ketika ada yang melenceng itu ulah dari oknum,” ujarnya.
Bahkan ditegaskan Prandy, bahwa NTB adalah salah satu daerah yang memiliki masyarakat yang sangat baik dan yang paling bersahabat serta toleran. Sementara jika ada perpecahan dan permusuhan di antar masyarakat, penyebab adalah aktor ormas tertentu yang tidak tertib dalam membangun kebersamaan.
“Perlu memantau gerak-gerik aktor agar tidak ada lagi penyekatan dan perusuh antar umat beragama. Merawat toleransi beragama adalah harus. Negara harus menjadi fasilitator untuk merawat kerukunan umat beragama,” tegasnya. Â
Sementara itu, menurut pandangan dari Ketua Badan Koordinator Himpunan Mahasiswa Islam Bali – Nusa Tenggara (HMI Bali Nursa), Arif Kurniadin, bahwa dialog interaktif dan kebangsaan adalah aktivitas yang sering kali digelar untuk membangun silaturrahmi dan kebersamaan antar sesama. Namun menurutnya, ada sesuatu yang harus dilakukan pasca melakukan diskusi semacam ini.
“Yang dilakukan adalah menjaga kondusifitas antar umat beragama dan tidak lagi mengatasnamakan agama untuk melakukan kebencian. Karena apapun agama yang dianut, semua mengajarkan toleransi antar umat beragama,” kata Arif.
Ia meyakini bahwa persoalan yang terjadi di antar masyarakat sebetulnya karena rendahnya kualitas komunikasi antar masyarakat dan kelompok tertentu. Sehingga menurutnya, konteks inilah yang harus diperbaiki bersama.
“Semua gejolak yang ada adalah karena kurangnya komunikasi,” tuturnya.
Di dalam kesempatan yang sama, Ketua Perhimpunan Pemuda Hindu (Perahdah) Nusa Tenggara Barat, I Gede Purnama Mahendra Arta ikut mengamini semangat kebersamaan yang dilakukan oleh semua rekan-rekannya sesama pimpinan organisasi Cipayung Plus itu. Yakni betapa pentingnya merawat kebersamaan dengan saling menghargai satu dengan yang lainnya.
“Harus bisa merawat bagaimana menghargai satu sama lain dengan berbagai macam agama yang ada di NTB, sehingga kerukunan umat beragama tetap terjaga dengan baik,” kata I Gede Purnama.
Ia menyebut bahwa semua komponen anak bangsa harus kembali bercermin pada masa lalu, yakni hubungan antara umat Hindu dan Muslim. Karena di masa itu, kedua kelompok masyarakat yang berbeda ajaran agamanya sangat menghormati antar sesama. Kemudian dari sisi komunikasi yang juga terjalin dengan sangat baik.
“Intinya keragaman itu harus tetap dihargai. Dan simbol-simbol inilah yang harus dipelajari dari cerita tokoh-tokoh yang ada menuju unggul dan pemuda harmoni. Ini adalah satu tema yang diusung oleh pemuda peradah, Menjaga keharmonisan antar umat beragama mulai hari ini dan seterusnya,” paparnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Provinsi NTB, I Nyoman Saputra juga mengatakan hal senada. Ia menyampaikan bahwa suatu gerakan yang membangun kerukunan umat beragama di NTB harus diperkuat. Baginya, banyak hal yang harus dipelajari tentang kerukunan umat beragama di NTB yang banyak memiliki perbedaan dari segi suku, ras dan agama.
“Perbedaan tidak menjadi penghalang untuk menjalankan hidup yang dinamai dengan kerukunan. Jika tidak bisa menjaga kerukunan maka timbul kekacauan dan ketidak-tentraman antar umat beragama dan kehidupan di tengah masyarakat menjadi rusak,” tutur I Nyoman Saputra.
Terakhir, Ketua LTN (Lajnah Ta’lif Wan Nasr) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi NTB, Suaeb Qurry menekankan betapa pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama di tengah kondisi apapun yang terjadi.
“Kerukunan antar umat beragama harus benar- benar menjadi tiang kokoh agar NKRI tetap terjaga dengan baik. Pentingnya merawat kerukunan umat beragama di NTB agar menjadi utuh,” tegasnya.