
NTB, IndoChannel.id – Panel Survei Indonesia (PSI) merilis hasil survei terbaru terkait pemilihan Wali Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Survei ini menempatkan Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Kota Mataram, Lalu Aria Dharma, sebagai kandidat terkuat untuk menjadi Wali Kota Mataram saat ini.
“Lalu Aria Dharma unggul tipis dari Wali Kota Mataram saat ini, Mohan Roliskana, meskipun keduanya berada di urutan pertama dalam hal elektabilitas sebagai calon Wali Kota Mataram,” ujar Direktur Eksekutif PSI, Bagas Mahendra, dalam keterangannya pada Selasa (23/7/2024).

PSI melakukan survei dengan tema ‘Mengukur Preferensi Warga Kota Mataram dalam Pemilihan Walikota Mataram’. Hasil survei menunjukkan posisi sebagai berikut: Lalu Aria Dharma (18,2%), Mohan Roliskana (17,9%), Didi Sumardi (9,1%), Mujiburrahman (8,3%), Abd Rahman (5,4%), dan Herman Mahaputra (4,1%).
“Posisi selanjutnya ditempati oleh Lalu Gita Ariadi (3,8%), Baihaqi (3,6%), Putu Selly Andayani (3,4%), Ferdian Elmansyah (2,1%), H. Muzihir (1,8%), dan Badruttamam Ahda (1,6%), dengan nama-nama lain di bawah 1%, dan 16,8% responden tidak memilih,” jelas Bagas.
Dalam simulasi 10 nama calon, Lalu Aria Dharma masih memimpin dengan 23,3%, diikuti oleh Mohan Roliskana (22,9%), Herman Mahaputra (9,8%), Didi Sumardi (9,4%), dan Mujiburrahman (8,3%). Selanjutnya, Abd Rahman (4,9%), Putu Selly Andayani (4,7%), Lalu Gita Ariadi (3,6%), Baihaqi (3,4%), Muzihir (2,4%), dan 7,3% responden tidak memilih.
Pada uji simulasi 4 nama, Lalu Aria Dharma meraih 33,3%, diikuti Mohan Roliskana dengan 32,9%. Di posisi ketiga ada Herman Putra (13,8%), dan keempat Mujiburrahman (10,7%), serta 9,3% responden tidak memilih.
Bagas mengungkapkan, uji head-to-head antara Mohan Roliskana dan Lalu Aria Dharma menunjukkan Lalu Aria Dharma unggul dengan 43,3%, sedangkan Mohan Roliskana mendapatkan 42,1%, dengan 14,6% responden tidak memilih. “Hasil ini menunjukkan Lalu Aria Dharma unggul tipis dari petahana,” kata Bagas.
Survei ini, lanjut Bagas, mengindikasikan bahwa warga Mataram mulai merindukan perubahan dalam kepemimpinan kota mereka. “Ini bisa menjadi pertanda anomali kutukan terhadap petahana, di mana pendatang baru berhasil mengalahkan petahana,” ujarnya.
Survei ini dilakukan pada 2-10 Juli 2024 dengan melibatkan 1.200 responden warga Kota Mataram yang memiliki hak pilih dalam Pemilu. Sampel diambil menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sekitar ±2,82 persen, dan distribusi sampel dilakukan secara proporsional di seluruh kecamatan di Kota Mataram.
Responden yang terpilih diwawancarai secara langsung oleh pewawancara terlatih, dengan quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak pada 20 persen dari total sampel oleh supervisor melalui spot check untuk memastikan tidak ada kesalahan signifikan.