
Bandung, IndoChannel.id – Ahmad Effiyanto dari Divisi ACS wafat pada hari terakhir masa pengabdiannya sebagai purnabakti, Rabu (28/6). Acara pelepasan purnabakti yang semula direncanakan di Cafe Run Way terpaksa tertunda beberapa saat. Hal ini disebabkan Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, turut melayat ke rumah duka.
Dalam suasana haru, rekan sejawat Ahmad Effiyanto menanti kehadiran Direktur Utama. Setelah beberapa menit, Gita Amperiawan akhirnya hadir dan menyampaikan pidatonya di hadapan para purnabakti.

Gita Amperiawan mengawali pidatonya dengan permohonan maaf terkait skema pembayaran pesangon yang dicicil. Ia menjelaskan bahwa upaya perusahaan untuk mengatasi kondisi keuangan yang sulit menjadi fokus utama dalam pertemuan ini.
Ia juga menjelaskan tentang keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang permanen, yang merupakan bagian dari agenda Kementerian BUMN dan kolaborasi dengan tim penyehatan restrukturisasi keuangan perusahaan. Proses ini telah mendapat persetujuan dari beberapa bank Himbara.
Gita menambahkan bahwa upaya sebelumnya untuk meminjam dana dari beberapa bank terkendala aspek legalitas collateral. Seluruh aset PTDI telah dijaminkan ke perbankan, termasuk area industri dan bangunan yang berstatus Hak Guna Bangunan (HGB).
“Perusahaan kita bisa bertumbuh dari hasil order yang terkontrak, namun perlu dipahami bahwa kontrak-kontrak tersebut baru bisa efektif menghasilkan dana setelah satu setengah hingga dua tahun,” jelasnya.
Gita optimis dengan kontrak yang telah ditandatangani dan akan efektif pada triwulan pertama tahun 2025, dengan nilai kontrak mencapai sekitar 1,8 miliar dolar AS.
Menjawab pertanyaan mengenai nasib karyawan yang di-PHK permanen, Gita menekankan bahwa mereka harus siap untuk dipekerjakan kembali jika diperlukan.
“Walaupun pilihan kembali pada individu masing-masing,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa mempekerjakan kembali para purnabakti tidak akan membebani anggaran perusahaan karena biaya diambil dari proyek-proyek yang ada.
Menutup pidatonya, Gita mengajak para mantan karyawan untuk terus membangun empati, bersinergi, dan mendoakan yang terbaik bagi kelangsungan perusahaan.
“Kelangsungan perusahaan yang baik akan berdampak positif pada kelancaran pembayaran pesangon,” pungkasnya.