![](https://indochannel.id/wp-content/uploads/2021/03/nac.png)
Jakarta, IndoChannel.id – Sekolah dilarang untuk meminta orang tua menandatangani surat kesediaan menanggung risiko setelah vaksinasi anak.
Hal ini dilakukan lantaran telah beredarnya surat kesediaan vaksin tersebut di kalangan orang tua.
![](https://indochannel.id/wp-content/uploads/2021/02/WhatsApp-Image-2021-02-27-at-17.43.52.jpeg)
Larangan ini sesuai dengan aturan yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo.
“Presiden memerintahkan jangan ada lagi sekolah yang meminta tanda tangan orang tua/wali murid yang menyatakan sekolah tidak bertanggung jawab bila terjadi hal-hal tertentu akibat vaksin anak,” kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo dalam keterangan tertulis, Senin (17/1/2022).
Jokowi menyampaikan arahan tersebut setelah mendengar laporan dari Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko soal keluhan masyarakat terkait surat pernyataan kesediaan vaksin. Di dalam surat itu disebutkan, segala risiko pasca-vaksin ditanggung oleh orang tua/wali murid.
“KSP menerima keluhan itu, intinya masyarakat menilai surat pernyataan yang diberikan sekolah bentuk pemaksaan. Karena itu, kemarin (Minggu, 16/1) dalam ratas, bapak KaStaf melaporkannya ke Presiden, dan langsung mendapat respons,” ujar Abraham.
Abraham menegaskan penanganan gejala pasca-vaksin anak sepenuhnya tanggung jawab negara, termasuk soal biaya. Untuk peserta JKN ditanggung BPJS, dan non-JKN ditanggung APBN.
Lebih lanjut Abraham mengatakan jika hingga kini Komnas KIPI belum menerima laporan adanya gejala pasca-vaksin yang berujung pada kematian. Namun bila ditemukan, dia berharap pihak terkait melapor ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
“Bila ada temuan, orang tua/wali diharapkan melapor ke puskesmas atau RS terdekat,” jelasnya.