Jakarta, IndoChannel.id – Sejak Desember 2021, vaksinasi Covid-19 telah dilakukan pada anak usia 6-11 tahun. Dari pemberian vaksinasi itu, masyarakat dihebohkan dengan tiga orang pelajar di Jawa Timur yang meninggal dunia setelah melakukan vaksin Covid-19.
Mengapa demikian?
Menanggapi hal itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan apa saja yang harus dilakukan sebelum dan sesudah vaksin untuk anak.
“Sebetulnya sama dengan vaksin lain (anak dan dewasa). Ada beberapa kondisi sakit yang mungkin tidak bisa mendapatkan vaksin,” kata Bidang Pengembangan, Penelitian & Pendidikan IDAI Jatim dr Dominicus Husada, Rabu (5/1/2022).
Dominicus menyebut sebelum vaksin, orang tua harus memastikan anak dalam kondisi sehat. Jika sedang mengalami demam tinggi, sebaiknya menunda terlebih dulu.
Kemudian setelah vaksin, orang tua juga memastikan anak masih dalam keadaan sehat. Hanya saja akan ada efek ringan pada anak, seperti nyeri di area suntikan.
“Jika anak tidak sehat, pengasuh, orang tua atau wali sebaiknya memberitahu. Mengedukasi anak seputar vaksin Covid-19,” ujarnya.
Tak hanya itu, sebelum vaksin, anak juga harus makan yang sehat dan cukup. Kemudian tidur yang cukup, agar tubuh tetap fit agar vaksin bekerja secara optimal usai disuntik.
Dia mengatakan, yang perlu dipahami masyarakat adalah tidak ada yang sempurna di dunia. Pasti akan ada efek usai vaksin, namun secara umum efeknya ringan dan sedang.
“Tapi harus diakui, di dunia tidak ada yang sempurna. Kalau sampai terjadi masalah, kita sudah prediksi sebelumnya dan siap menangani. Dalam kondisi semua orang divaksin semua kejadian dihubungkan dengan vaksin, padahal ya tidak. Jangan terlalu reaktif,” tandas Dominicus.
Efek ringan yang terjadi yaitu seperti nyeri di area suntikan. Kemudian efek sedang yakni demam. Namun hal itu merupakan mekanisme tubuh anak yang sehat.
Untuk kejadian pasca vaksin pada anak, ada laporan berat. Namun, laporan berat tak sebanyak efek ringan. Ini perlu ditelusuri lagi apakah efek-efek yang ada itu dari vaksin atau tidak.
“Sebelum atau sesudah tidak ada larangan olahraga pada anak. Tapi tergantung pada dirinya. Kalau setelah itu (vaksin) maraton misalnya, ya jangan,” jelasnya.
Dominicus pun berpesan kepada para orang tua, jika vaksinasi adalah senjata yang terbukti secara ilmiah di lapangan. Vaksin Covid-19 ini juga diharapkan berperan cukup besar.
“Sehingga dalam konteks itu orang tua memperhitungkan untung dan rugi. Sampai hari ini jelas sekali keuntungan divaksin melampaui kerugiannya. Jadi dijaga keuntungannya,” paparnya.