Amerika Serikat, IndoChannel.id – Beberapa negara di dunia tengah waspada menghadapi penyebaran virus Covid-19 varian Omicron. Pasalnya, varian Omicron lebih cepat menular daripada varian virus lainnya.
Tak hanya itu, varian Omicron juga merupakan penyakit paling menular kedua di bumi setelah campak.
Hal tersebut disampaikan dokter pengendalian infeksi dari Cleveland, Amerika Serikat (AS), yang mengeluarkan peringatan tentang situasi epidemi yang berubah dengan cepat.
Claudia Hoyen, co-direktur pengendalian infeksi untuk University Hospitals mengatakan saat konferensi pers, Selasa (22/12/2021), bahwa varian Omicron menyebar seperti “api” di seluruh Ohio Timur Laut. Dia juga mencatat bahwa virus itu sekarang adalah salah satu yang paling menular di bumi.
“Hal yang perlu diketahui tentang varian ini adalah bahwa itu jauh lebih menular,” katanya sebagaimana dilansir RT.
“Ini adalah virus paling menular kedua di planet ini saat ini. Jadi sangat penting bagi orang-orang untuk memahami bahwa kami berada dalam posisi yang jauh berbeda dari dua minggu yang lalu,” tambahnya.
Selama ini, penyakit yang paling menular yang diketahui manusia adalah campak. Namun, virus campak sebagian besar telah dikendalikan, terutama di Barat, dengan kampanye vaksinasi yang meluas.
Hoyen mengklaim bahwa varian Omicron tampaknya berlipat ganda setiap dua hingga tiga hari, dan oleh karena itu layanan medis Ohio Timur Laut bekerja dengan asumsi bahwa strain Omicron sekarang, atau akan segera, menyebabkan sebagian besar kasus Covid-19 di wilayah tersebut.
Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Senin menunjukkan Omicron menyumbang 73% dari kasus baru Covid-19 di AS. Angka tersebut merupakan lompatan besar dari 13% minggu sebelumnya.
Hoyen yang juga merupakan salah satu dari beberapa profesional medis ini juga memperingatkan bahwa gelombang infeksi saat ini, didorong oleh varian Delta dan Omicron, membuat rumah sakit penuh sesak dan kewalahan.
Pakar penyakit menular mencatat bahwa sementara ada beberapa saran bahwa Omicron mungkin kurang ganas, ini belum terbukti. Karena itu, profesional kesehatan harus memperlakukannya seolah-olah sama mematikannya dengan varian lainnya.
