LAMPUNG – Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan mengaku mendapatkan laporan adanya mahasiswi dari salah satu universitas negeri di Lampung diduga terlibat dalam gerakan NII sejak dari semester awal di kampus tersebut. Mahasiswi tersebut juga diketahui merupakan salah satu perekrut NII di wilayah Sidodadi Asri, Jatiagung, Lampung Selatan.
Dari laporan tersebut, Ken juga mengaku kaget. Pasalnya di kampus tersebut dikenal steril dari gerakan radikal, separatis dan terorisme. “Selama ini informasi yang beredar bahwa Kampus tersebut, dinyatakan steril dari bahaya paham NII dan Khilafah, sebab Rektornya, Dekan dan Dosen juga NU jadi opini yang beredar pun tidak mungkin paham NII atau khilafah masuk ke Kampus itu,”katanya kepada wartawan.
Menurut salah satu korban perekrutan NII, Putri bukan nama sebenarnya mengakui bahwa justru di kampus tersebut merupakan basis perekrutan NII. Putri membeberkan bahwa kader-kedr gerakan NII sangat subur di salah satu universitas negeri di Lampung.
Dari gerakan NII yang sudah meraja rela di kampus negeri dan di sejumlah sekolah yang tidak terendus oleh masyarakat, tenaga pengajar maupun aparat penegak hukum dikarenakan bahwa penyebar faham NII dinilai lihai dalam menyembunyikan jatidirinya.
“Sudah banyak banget mahasiswa dan mahasiswi yang terpapar, tapi mereka tidak tampak, mereka pintar berkamuflase, jangankan rektor maupun dosen, sahabatnya sendiri pun tidak tahu kalau dia NII, mereka pintar menyembunyikan jatidiri,” terang Ken berdasarkan pengakuan korban
Oleh sebab itu, dirinya tidak menyalahkan siapapun, termasuk aparat dan pemerintah, karena memang getakan NII itu memang senyap dan pintar kamuflase serta membaur dengan masyarakat, selama juga ini masyarakat merasa aman karena tidak ada lonjakan kasus NII padahal jika merasa aman biasanya bahaya besar siap mengancam.
“Tidak ada kampus aman dalam menghadapi potensi konflik dimasyarakat, justru ketika kita merasa aman itu adalah bahaya terbesar sebab biasanya bila kita merasa aman maka kita lengah,”Tutupnya.