29.2 C
Jakarta
Rabu, 24 Juli 2024
BerandaHeadlineCatatan Sejarah G30S PKI, Enam Jenderal Tewas di Lubang Buaya

Catatan Sejarah G30S PKI, Enam Jenderal Tewas di Lubang Buaya

- Advertisement -

Bandung, IndoChannel.id – Begitu banyak catatan sejarah yang terukir di Indonesia. Salah satunya pada 30 September 1965 yang dikenal dengan peristiwa G30S PKI.

Lalu bagaimana kronologi terjadinya G30S PKI?

- Advertisement -

Peristiwa sejarah ini berawal dari penculikan tujuh Jenderal yang dilakukan oleh PKI.

Gerakan yang diinisiasi dengan tujuan untuk mengkudeta kepemimpinan Presiden Soekarno ini terjadi pada Kamis, 30 September 1965 malam. Malam itu penculikan terhadap tujuh Jenderal dimulai, dengan rencana setiap target akan dieksekusi di tempat, ketujuh target tersebut adalah Ahmad Yani, M.T Haryono, D.i Panjaitan, Seoprapto, S. Parman, Sutoyo dan Abdul Harris.

Letkol Untung Sutopo menjadi pemimpin dalam operasi malam itu. Untung Sutopo yang juga menjabat sebagai Komandan Batalion I Resimen Cakrabirawa (pasukan pribadi Presiden Soekarno).

Korban yang berhasil dieksekusi dibawa ke sebuah lokasi yang terletak di Pondok Gede dan kini dikenal dengan sebutan Lubang Buaya.

Buntut dari peristiwa tersebut berpuncak pada 1 Oktober 1965, sebuah operasi yang dikenal dengan Operasi Penumpasan G30S PKI yang dipimpin oleh Panglima Kostrad dengan bantuan beberapa pasukan seperti Divisi Siliwangi, Kaveleri, dan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo.

Kemudian ketujuh jenazah jenderal ditemukan pada 3 Oktober 1965 dan pengangkatan jenazah dilakukan keesokan harinya.

Pada 5 Oktober 1965, seluruh korban dimakamkan di Taman Makam Pahlawan dan diberi gelar Pahlawan Revolusi.

Sebanyak 6 perwira TNI Angkatan Darat yang menjadi korban dalam peristiwa 30 September 1965 ini, yaitu :

  1. Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
  2. Mayor Jendral Raden Soeprapto
  3. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
  4. Mayor Jendral Siswondo Parman
  5. Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
  6. Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo

Dalam peristiwa ini, Panglima TNI AH Nasution merupakan target utama dari keganasan PKI, tetapi beliau berhasil melarikan diri dan selamat.

Namun, sang buah hati yang bernama Ade Irma Nasution tidak berhasil lolos dari timah panas yang disarangkan oleh pihak terduga.

Selain itu, ditemukan juga mayat dari Lettu Pierre Andreas Tendean yang sebelumnya diculik dan dibunuh di lokasi lubang buaya.

Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2009 ketujuh jenderal yang tercatat di atas kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Revolusi sekaligus Pahlawan Nasional yang berjasa bagi bangsa Indonesia.

Latest news

Related news

- Advertisement -