31.5 C
Jakarta
Kamis, 5 Desember 2024
BerandaHeadlineKenapa Anak di Bawah Usia 12 Tahun Tidak diberikan Vaksin Covid-19?

Kenapa Anak di Bawah Usia 12 Tahun Tidak diberikan Vaksin Covid-19?

- Advertisement -

Bandung, IndoChannel.id – Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menghilangkan penyebaran virus corona.

Menkes Budi Gunadi mengatakan Presiden Jokowi telah memberi arahan agar vaksinasi Juli tembus sejuta dosis dalam sehari lalu 2 juta sehari pada Agustus hingga menjadi 5 juta dosis per hari.

- Advertisement -

“Pak Presiden mengarahkan agar dipastikan sejuta vaksinasi di Juli ini terus tercapai, dan beliau Agustus pengen 2 juta, dan beliau juga menambahkan kalau perlu bisa dinaikkan sampai 5 juta,” kata Budi dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/7) lalu.

Pemberian vaksin telah berjalan, Namun mengapa anak di bawah usia 12 tahun tidak diberikan vaksin?

Mengutip dari surat rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tertanggal 28 Juni 2021, diterangkan bahwa hasil uji klinis fase 1 dan fase 2 vaksin CoronaVac buatan Sinovac pada anak umur 3-17 tahun menjadi dasar pertimbangannya.

Uji klinik dilakukan dengan metode randomisasi, buta ganda dan kontrol plasebo di Zanhuang (China) sebagai berikut:

a. Keamanan: pada fase 1 dan 2 setelah 28 hari penyuntikan ditemukan KIPI pada 26 – 29 % kelompok subjek, secara statistik tidak berbeda bermakna dengan kelompok plasebo (24%).

KIPI terbanyak berupa nyeri ringan dan sedang pada lokasi penyuntikan (13%). KIPI serius hanya 1 kasus tidak ada hubungan dengan vaksin.

DKI Jakarta jadi provinsi pertama yang melaksanakan vaksinasi untuk anak usia 12 – 17 tahun. Pelaksanaan vaksinasi anak ini resmi dimulai Kamis (1/7/2021). (dok Pemprov DKI)

b. KIPI pada kelompok usia 3 -11 tahun terutama demam, sedangkan pada umur 12 –17 tahun terutama nyeri di lokasi suntikan, tidak ada laporan demam.

c. Serokonversi: setelah dosis ke 2 pada fase 1; 100 %, dengan GMT 55 -117.4. Pada fase 2 serokonversi 96.8 -100 %, dengan GMT 86.4 –142.2. Tidak ditemukan respons antibodi pada kelompok plasebo.

d. Pemberian vaksin dosis 3 ug (0,5ml) penyuntikan 2 kali dengan jarak 1 bulan menunjukkan keamanan dan imunogenisitas yang lebih baik.

e. Hasil uji klinis fase 1 dan 2 menunjukkan keamanan dan imunogenitas yang meyakinkan.

Namun untuk hasil uji klinis fase 3 belum ada.

IDAI menilai, pengalaman selama ini pemakaian vaksin dengan platform inactivated aman dan efikasinya baik, melalui hasil evaluasi khasiat dan keamanan Komite Nasional Penilai Obat dari BPOM.

IDAI mengatakan, rekomendasi vaksinasi anak dan remaja dilatarbelakangi oleh kasus positif COVID-19 pada anak Indonesia umur 0-18 tahun menurut data covid19.go.id sebesar 12,6 persen, yang berarti 1 dari 8 orang yang tertular COVID-19 adalah anak.

Diketahui, kasus positif COVID-19 anak umur 1 –5 tahun sebesar 2,9 persen, sedangkan usia sekolah/remaja umur 6 –18 tahun sebesar 9,7 persen. Angka kematian pada anak umur 1-5 tahun sebanyak 0,6 persen, umur 6 –18 tahun sebesar 0,6 persen.

Anak dapat tertular dan/atau menularkan virus corona dari dan ke orang dewasa di sekitarnya (orang tua, orang lain yang tinggal serumah, orang yang datang ke rumah, teman atau guru di sekolah pada pembelajaran tatap muka) walau tanpa gejala.

“Untuk memutus penularan timbal balik antara orang dewasa dan anak selain dengan upaya protokol kesehatan yang ketat, perlu dilakukan percepatan imunisasi pada dewasa dan anak, terutama pada remaja dengan mobilitas tinggi,” kata IDAI.

Latest news

Related news

- Advertisement -