26.9 C
Jakarta
Sabtu, 22 Februari 2025
BerandaNewsNasionalPertamina Disorot: Akuisisi Blok Migas Luar Negeri Senilai Puluhan Miliar Dolar, CERI...

Pertamina Disorot: Akuisisi Blok Migas Luar Negeri Senilai Puluhan Miliar Dolar, CERI Pertanyakan Dampaknya pada Ketahanan Energi Nasional

- Advertisement -

JAKARTA, IndoChannel.id – Sejak dua dekade terakhir, PT Pertamina (Persero) telah menginvestasikan puluhan miliar dolar AS untuk mengakuisisi Participating Interest (PI) di 25 blok migas luar negeri yang tersebar di 13 negara. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan energi nasional, namun belakangan menuai sorotan tajam.

Direktur Eksekutif Center for Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, menyatakan bahwa hasil dari akuisisi tersebut jauh dari yang diharapkan. Hingga kini, produksi minyak dari PI Pertamina di 13 negara tersebut hanya mencapai 156.000 barel per hari (BOPD), angka yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan blok migas domestik.

- Advertisement -

“Bandingkan dengan Blok Rokan yang diambil alih pada 2018, yang dengan biaya investasi lebih rendah menghasilkan produksi hampir setara. Akankah kita terus mengabaikan efektivitas investasi besar ini?” ujar Yusri.

Selain itu, kontroversi semakin memanas terkait akuisisi Pertamina terhadap 72,65% saham perusahaan migas asal Prancis, Maurel & Prom pada 2015–2019. Meskipun memiliki aset produksi di Gabon, Tanzania, dan Nigeria, CERI mengkritik minimnya kontrol Pertamina atas produksi dari aset tersebut, yang justru mengharuskan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengikuti tender untuk membeli minyak mentah.

Kekhawatiran semakin mendalam setelah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan audit investigasi terhadap akuisisi Maurel & Prom dan mengungkap potensi kerugian negara sebesar 60 juta euro atau sekitar Rp1,014 triliun.

Meskipun sudah ada audit investigasi, masyarakat masih menunggu perkembangan lebih lanjut tentang dugaan tindak pidana korupsi dan siapa yang bertanggung jawab atas kerugian tersebut. CERI pun mengajukan konfirmasi resmi kepada Pertamina, namun hingga kini belum ada jawaban.

Dengan defisit minyak nasional yang kini mencapai 1 juta barel per hari, seperti yang diungkapkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, publik berhak tahu seberapa besar kontribusi investasi luar negeri Pertamina terhadap ketahanan energi nasional.

Penting bagi Pertamina untuk lebih transparan dalam memberikan informasi terkait alokasi minyak yang dipasok ke kilang mereka. Apakah investasi besar ini benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia? Evaluasi menyeluruh dan akuntabilitas terhadap kebijakan akuisisi luar negeri diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan publik.

Latest news

Related news

- Advertisement -