Jakarta, IndoChannel.id – Direktur Eksekutif Laboratorium Survei Indonesia (LSI), Albertus Dino mengatakan, hasil penelitian di masyarakat menunjukan gejala sosial yang terjadi selama dua tahun akibat dampak Covid 19, menghasilkan sebanyak hampir 78,8 persen perekonomian masyarakat mengalami penurunan yang signifikan dan sebanyak 21,2 persen mengalami penurunan namun tidak terlalu signifikan, dimana simpanan dan tabungan, sumber pendapatan masyarakat tidak terlalu terdampak.
Hasil Penelitian inipun menunjukan gejala sosial di masyarakat yang menyatakan bahwa kinerja Pemerintahan Jokowi dalam memulihkan ekonomi dan penanggulangan Covid menunjukan tingkat kepuasan yang sangat signifikan.
Dimana hampir 86,8 persen masyarakat merasakan puas. Pemerintah sudah bekerja keras dan menuju ke arah yang benar dalam memulihkan ekonomi dan menanggulangi penyebaran Covid dengan kebijakan PPKM dan vaksinasi, sementara sebanyak 13,2 persen masyarakat tidak puas.
Hasil Penelitian juga menunjukan bahwa Gejala sosial yang terjadi dengan dinamika politik nasional jelang 2 tahun menuju pemilu 2024, sebanyak 26,4 persen sudah punya pilihan tetap terhadap parpol yang akan dipilih di pemilu 2024, sebanyak 39,7 persen mengaku belum memiliki ketetapan untuk memilih parpol mana yang akan di pilih nantinya, dan 33,9 persen masih merahasiakan pilihannya atau tidak menjawab.
Dan kemudian 1820 responden yang dijadikan objek penelitian ini diberikan pertanyaan: Parpol mana yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini , maka hasil tabulasi menunjukan pilihan terhadap PDIP 14,3%, Golkar 14,1%, Gerindra 13,8%, Demokrat 8,1%, PKB 6,8%, PKS 6,2 %, Nasdem 5,3%, PAN 3,4%, PPP 3,2%, Prima 2%, Perindo 1,9%, PBB 1,1%, Gelora 1,1%, Hanura 1,1%, PSI 0,9%, PKPI 0,9%, Garuda 0,9%, Partai Umat 0,6%, Partai Berkarya 0,6%, dan masyarakat yang memilih abstain sebanyak 13,7%.
Dari hasil penelitian terhadap gejolak sosial masyarakat didapati bahwa tokoh yang diidam-idamkan oleh masyarakat untuk menjadi presiden RI yang kedelapan adalah tokoh yang memiliki kemampuan dan kredibilitas serta kerja kerja nyata serta program program nya yang sudah berdampak pada ekonomi keluarga.
Hal ini terjawab bahwa sebanyak 70,3 persen masyarakat tidak butuh pemimpin yang cakap dalam pencitraan dan tebar pesona, tapi kebijakannya tidak berdampak pada ekonomi keluarga masyarakat, sementara 29,7 persen menyatakan tokoh yang mampu dan tetap melanjutkan program program pro rakyat dan pembangunan infrastruktur yang sudah dilakukan oleh presiden Jokowi.
Dari nama nama tokoh dari kalangan menteri dan pejabat dipemerintahan Jokowi, Kepala daerah dan elit parpol, maka nama Airlangga Hartarto menjadi pilihan yang teratas dipilih sebanyak 16,2 persen, Ganjar Pranowo 15,9 persen, Prabowo Subianto 15,8 persen, Sri Mulyani 4,3 persen, Gatot Nurmantyo 4,2 persen, Puan Maharani 4,1 persen, Muhaimin Iskandar 3,9 persen Muldoko 3,7 persen ,Agus Harimurti Yudhoyono 3,4 persen, Anies Baswedan 3,4 persen, Sandiaga Uno 3,4 persen, Ridwan Kamil 1,9 persen , Erick Thohir 1,8 persen , Khofifah Indar Parawangsa 1,4 persen,Tri Risma Harini 1,4 persen, dan yang tidak menjawab sebanyak 11,6%.
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar mengatakan, selain Menko Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, sosok Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto memiliki kinerja yang baik.
“Kalau bicara soal Covid, kinerja Airlangga cukup lumayan. Karena kita tahu, Covid-19 hari ini sudah bergerak melandai,” kata Ujang, Kamis (16/12/2021).
Menurut dia, kinerja yang baik dalam penanganan Covid-19 itu sangat membuat rakyat mengapresiasi kinerja Airlangga.
Melihat hasil survei Laboratorium Survei Indonesia (LSI), Ujang menyebutkan elektabilitas Airlangga menjadi pengaruh dalam Pilpres 2024. Sehingga peluang ini menjadi modal Airlangga sebagai capres 2024.
“Menjadi modal awal. Waktu masih 3 tahun lagi. Jadi masih banyak kemungkinan terjadi,” ucapnya.