
Jakarta, IndoChannel.id – Tinggal beberapa hari lagi Indonesia akan berulang tahun. Hari Kemerdekaan Indonesia jatuh pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Tahun 2021 ini Indonesia akan merayakan ulang tahunnya ke 76.
Berbeda di tahun-tahun sebelumnya, dua tahun terakhir ini rakyat Indonesia harus merayakan HUT RI hanya berdiam diri di rumah lantaran masih tingginya kasus positif Virus Covid-19.

Tentu saja hal itu membuat kita rindu akan lomba 17 agustus yang biasa diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia.
Untuk melepas rindu, mari kita bahas asal mula lomba 17 Agustus.
Sejarawan dan budayawan JJ Rizal, mengatakan bahwa tradisi lomba yang kerap menghiasi perayaan HUT Kemerdekaan RI itu muncul pada tahun 1950-an.
“Masyarakat sendiri yang memunculkan lomba-lomba itu sejak perayaan HUT Kemerdekaan RI yang ke-5. Sebelumnya tidak ada lomba,” ujarnya.
Rizal mengatakan masyarakat kala itu begitu antusias ingin memeriahkan perayaan HUT Kemerdekaan RI yang berhasil diperjuangkan dengan cara yang menyenangkan.
Menurut Rizal, Presiden pertama Indonesia, Soekarno, adalah salah satu orang yang paling bersemangat dengan lomba 17 Agustus ini.
Inilah yang membuat tradisi lomba 17 Agustus semakin menyebar luas di seluruh Tanah Air. Dan perlu diketahui, bahwa dibalik kemeriahan perayaan HUT RI lewat berbagai lomba tersebut, ada filosofi atau makna yang terkandung di setiap jenis lomba.
Lebih lanjut, Rizal menyebut ada Makna Dibalik Setiap Lomba, antara lain:
- Lomba engrang memiliki makna menghina atau mengejak kolonialisme Belanda yang tubuhnya tinggi (jangkung). Mereka main engrang untuk mengejek orang jangkung (Belanda).
- Lomba balap karung mengingatkan rakyat Indonesia saat masa-masa sulit dijajah Jepang.
“Saat Indonesia dijajah Jepang, mayoritas rakyat ketika itu pakaiannya adalah karung goni,” ungkap Rizal.
- Lomba Kerupuk, menunjukkan Simbol keprihatinan tentang kondisi rakyat Indonesia saat zaman penjajahan yang dijadikan simbol pangan.
- Lomba tarik tambang memiliki makna gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas masyarakat Indonesia.
- Lomba panjat pinang, mengutip dari laman Wikipedia, Panjat Pinang disebutkan perlombaan ini menjadi objek bahan tertawaan penjajah Belanda. Panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda yang sering digelar acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain.
Pesertanya orang-orang pribumi yang memperebutkan ‘barang mewah’ waktu itu, biasanya bahan makanan seperti keju, gula, pakaian kemeja. Ketika orang pribumi bersusah payah untuk memperebutkan hadiah, para orang-orang Belanda menonton sambil tertawa. Tata cara permainan ini belum berubah sejak dulu.
Bisa dibayangkan bagaimana kondisi rakyat Indonesia pada masa penjajahan. Sementara kebanyakan rakyat Indonesia bersusah payah untuk bisa bertahan hidup, tetapi para Penjajah Belanda justru hidup dalam kesenangan.